Baca Juga
Beberapa ringkasan dari perubahan Bali dalam karya tulis CLIFFORD GEERTZ.
Dalam
antropologi, perbedaan antara apa yang dipelajari dan pembelajarannya adalah lebih
ditekan daripada dipertahankan. Bagi Geertz, kemungkinan dari perbedaan itu
adalah diruntuhkan sampai akar oleh pertahanannya dalam budaya manusia dan
etnografi. adalah iterpretive; ini adalah wacana dari pengalaman orang Bali, sebuah cerita
yang memberitahukan mereka tentang diri mereka. Tentu interpretive, ini adalah
sebuah wacana antropolog dari satu pengalaman antropolog, cerita antropolog memberitahu
dirinya tentang dirinya.
Untuk
menelusuri penyataan Gertz, kita harus memeriksa hubungan yang ada antara perbedaan
teks yang dia tulis. karyanya yang akan datang antara interpretasi dan
menyangkal pernyataan yang awal. Pemecahan muncul sebagai ciri pasti etnografi.
Satu alasan karya dalam “interpretive sciences” tidak bisa berdiri pada yang
lainnya adalah bahwa satu interpretasi sering mengahalangi yang lain dan memutuskan
hubungan data analisis. Interpretasi yang kedua tidak bisa digabungkan pada
yang pertama, tapi harus dibuat setelah yang pertama dan harus menentang yang
pertama dan juga mempertahankannya terhadap tantangan pertarungan yang pertama
terhadap yang kedua.
Geertz
mengamati bahwa sruktur simbol Bali menimbulkan oposisi. “tak ada jenis pengalaman
yang lebih dari kecenderungan dominan, tekanan budaya, dan lawannya yang lemah,
sama-sama berakar bagus dalam kehidupan manusia dan bukan tanpa ungkapan budaya
milik mereka, hidup berdampingan dengan mereka, dan memang melawan mereka.”.
Pada
karya Geertz berpindah dari umum ke orientasi khusus, perubahan ini bermasalah.
Tak ada pendirian yang benar-benar mencukupi diri. Bertentangan dengan kemajuan
yang tersirat, karya awal Geertz telah mendasarkan gambaran yang berlebihan
semenjak karya berikutnya masih tertunda pada skema umum, menjadikannya
antiskema. Kemajuan yang terlihat hanya mengatasi satu sisi dengan yang
lainnya.
Metode
Positive science membuat asumsi umum pada beberapa penyalidikan tentang masyarakat.
Positive science menganggap bahwasanya identitas objek bisa secara positive
dinyatakan sebagai kebenaran, menganggap bahwa kekayaan yang jelas dari objek yang
spesifik bisa digambarkan secara objektif sebagai data, dan juga menganggap
bahwa identitas dan karakter data yang spesifik bisa dibandingkan dengan
kriteria eksternal sebagai poin referensi. Asumsi tersebut kejelasan positive
science, dan menyerap argumen dari “person, time, and conduct in Bali.”
Geertz
memiliki beberapa data objektif meliputi ketentuan nama, penandaan waktu secara
kalender, dan pola interaksi sosial. Data tersebut memiliki hubungan kepada
kehidupan nyata.
Geertz
membandingkan keduniawian, universal sosial personal dengan kategori milik Alfred
Schutz: “Di Bali, tatanan kehidupan manusia tidak mengandung syarat-syarat
proses penuaan biologis, yangmana sedikit perhatian budaya diberikan, tapi pada
regenerasi sosial.
Kontras
deskripsi Bali menurut Geertz pada
kategori Schulz secara historis dan perorangan. “ dikarenakan kasarnya orang
bali, mereka tidak bisa memperlihatkan sumber perasaan terpenting, seperti;
keprihatinan terhadap kawan seperjuangan; kesadaran akan beratnya kehidupan;
menghargai potensi yang berpengaruh pada tindakan yang belum lahir yang baru
saja dilakukan.”
Mengasingkan,
membandingkan, dan memaparkan, itu adalah langkah-langkah positive science.
Budaya Bali diambil sebagai objek dan digambarkan berdasar spesifik keistimewaan
objek. Geertz tidak hanya memasukkan antropologi kedalam “positive science”,
tapi juga kedalam “interpretive science”.
Dalam
teks, prinsip psikoanalisis menekankan analogi hubungan objek antara intratekstual
dan intertekstual. Hubungan ini dimulai dengan hubungan rangkaian kunci oposisi
dalam pola teks antara teks sebagai poin referensi dan yang menghubungkan
diluar teks.
Interpretive
science diteruskan untuk menantang dan ditantang oleh positive science dalam
karya Geertz. Oposisi yang tidak terselesaikan secara sistematis merucut dan
merubah objek dari teks. Seperti halnya hubungan antara dua oposisi yang mana
rumusan yang baru dapt merubah makna dari yang lain. Permasalahan hubungan si
penulis dan objeknya, tentang identitas penulis sama dengan perubahan objeknya.
Geertz mengkliam identitasnya sebagai antropolog dan hubungan identitas pada
objek pembelajaran budaya.
Sampai disini saja kutipan dalam bahasa indonesia. Semoga bermanfaat.
Terimakasih.
Terimakasih.